|
|
7.04.2003
virtual community
nick: halo
me: halo juga. asl plz.
nick: 23 m jkt. u?
me: me? i'm nobody. ;)
Pernah gak dulu terpikir di benak kalian, bahwa dunia maya (virtual) bisa memberi efek yang begitu besar buat kita sekarang ini? Dunia virtual ini memberi dampak yang besar bagi kehidupan gue. Believe it or not, teman-teman terdekat gue sekarang berasal dari komunitas maya. Kayaknya rada gak mungkin ya, orang2 yang berada di lokasi yang berjauhan bisa kenal satu sama lain lewat media yang gak nyata, yaitu internet.
Sejak maraknya chatting beberapa tahun lalu, gue sempet punya banyak temen chatting; baik dari MiRC atau bolehnet.com. Gue gak pernah coba channel lain karena gue lebih comfort ngobrol dengan orang-orang yang udh lbh gue kenal daripada harus masuk ke channel baru dan mendapat teman2 baru yang musti gue kenal dari awal. Itupun gak banyak. Beberapa dari mereka sempat 'kopi darat' sama gue. Ada yang berlanjut tetap temenan, ada juga yang berhenti sampai saat itu. Ternyata lucu juga. Setelah ketemu atau ngobrol lebih banyak lewat telpon, ada yang belakangan baru gue tau kalo ternyata dia adalah sohib dekatnya temen sekampus gue, atau ternyata kakak dari temen gue lagi. Haduuuh, what a small world! Pergaulan gue jadi meluas sejak saat itu. Teman2 gue juga jadi banyak dan gak sedikit dari mereka cukup 'ajaib' (misalnya cuma mau temenan sama cewek atau cowok aja, mau cari pacar, gebetan baru, dll). Ada juga yang sempet jadi deket dan (ehm!) nembak gue! Hihihi... sayangnya dulu gue lagi gak jomblo seehh.. :D
Kalo sekarang sih temen2 inet ini lebih banyak dapet dari sebuah forum online. Temen chat malah udh gak bersisa sama sekali. Ternyata dunia ini jadi dunia yang menyenangkan juga buat gue dan kehidupan gue. Enak juga bisa dapet teman2 baru untuk melakukan banyak hal. Semua serba fun, dan dijamin gak bete! Hehe :P
Susahnya adalah ketika ortu bertanya teman-teman dari manakah mereka itu. O dear..
posted by Wulan Hanson 4:46 PM |
7.03.2003
sogno
Setiap gue denger Andrea Bocelli bernyanyi lagu ini, hati gue langsung bergetar. Entah kekuatan apa yang begitu besar terkandung dalam lagu ini. Bisa jadi karena penjiwaan Bocelli yang begitu besar. Seperti kita tahu dia seorang penyanyi yang mayoritas lagunya adalah lagu2 classical opera yang butuh penjiwaan karakter lagu lebih dalam dari lagu pop biasa. Namun sepertinya bukan itu yang membuat gue tertegun setiap dia bernyanyi lagu yang satu ini. Bisa jadi karena maksud dan arti yang terkandung di lagu tersebut.
Sogno (dream), sebuah kata sederhana yang mengandung arti begitu besar. Dalam 'bermimpi', kita pasti berharap impian itu akan berakhir dengan indah. Namun bagaimana jika impian itu justru membuat kita jadi menderita? Membuat kita terpuruk dalam kegelapan bunga tidur yang harusnya memberi kita warna yang indah? Ah, itulah keajaiban mimpi. Kadang membuat kita tersenyum dalam tidur (yang ketika terbangun, kita merasa sangat menyesal dan ingin cepat2 tidur lagi agar mimpi itu tersambung! :D), namun ada juga yang membuat kita ingin segera tersadar saking mengerikannya mimpi itu.
Sogno berkisah tentang seseorang yang ditinggal pergi kekasihnya, dan berharap bahwa ia kan selalu merasa sang kekasih berada disisinya walau mereka berpisah. Berharap bahwa setiap jengkal tanah yang ditinggalkan akan membuat bayangan sang kekasih kembali. Bahwa setiap bunga yang mekar akan menyemikan kuntum demi kuntum rindu di taman hati mereka. Ah, itulah cinta. Menyenangkan bila bersama, namun menyakitkan bila raga tak lagi bersatu. Yang tersisa hanyalah butir demi butir jam pasir yang menghitung mundur hingga raga itu bersatu kembali.
Qui ti aspettero / E rubero i baci al tempo / Sogno / Un rumore il vento che mi sveglia / E sei gia qua..
(Here I will wait for you / And steal kisses from time / I dream / A noise, the wind awakens me / And you're already here..)
posted by Wulan Hanson 4:48 PM |
7.02.2003
chorister
Mendengar lagu2 Padi yang lama, gue jadi senyum2 sendiri. Masih terngiang jelas di ingatan gue waktu diminta membantu mereka sebagai backing choir di acara2 off air sewaktu mereka belum setenar sekarang, hingga mengisi track choir di album kedua lalu. Waktu itu aja gue belum gitu 'ngeh' sama keberadaan Padi. Just another band dari luar kota yang lagu2nya jarang gue denger. Saat di kontak temen gue, gue sedang dalam persiapan liburan keluarga ke bandung. Hampir aja gue menolak karena nyokap yang rada keberatan dengan alasan tiket kereta yang udah dibeli. Beberapa teman pun membujuk gue untuk mengambil kesempatan sekali dalam seumur hidup ini. Ya udah, akhirnya dengan restu nyokap yang masih setengah hati, gue pun menunda sehari liburan ke bandung itu demi Padi! :)
Esok siangnya, gue dan teman2 choir (kami ber-9: 2 sopran, 2 alto, 2 tenor, 3 bass) meluncur ke sebuah studio rekaman milik Dimas Wahab di bilangan Lebak Bulus. Tempatnya asri banget. Studio itu berada di bagian belakang rumah dengan taman dan halaman yang lumayan luas. Kami datang tepat waktu, sementara dari pihak Padi baru Piyu yang datang. Sekitar pukul 5 sore, Fadli dan Yoyok menyusul. Sekitar jam 6 kami pun masuk. Mendengarkan materi lagu yang masih sangat plain untuk kemudian kami aransir sama2 untuk choir-nya. Latihan sebentar, menyamakan suara, lalu masuk ke ruang studio untuk rekaman. Lagu yang di rekam adalah 'Bayangkanlah' dan 'Kasih Tak Sampai'. Yang berkesan di dua lagu tersebut adalah gue sempat mengisi track soloist sebagai lead. Senangnya! :D Untuk rekaman itu kami memang dibayar cukup besar. Pokoknya itu termasuk honor terbesar yang pernah gue terima selama menyanyi sebagai choir! :)
Yang kemudian terjadi benar2 diluar bayangan gue. Kami dikontak lagi untuk membantu mereka dalam promosi2 on dan off air.
Impressario RCTI, 'I Like Monday' Hard Rock Cafe, Launching Trans TV, sampai KonseRaya Padi yang sukses banget! Dan yang bikin gue dan temen2 seneng, lagu yang kami backing-in ternyata banyak yang suka dan meledak di masyarakat! Hwaahh.. gak kebayang senengnya deh waktu itu. Apalagi Padi jadi makin naik kelasnya. Mereka pun ternyata orang2 yang down-to-earth, sama sekali gak ngartis walau mereka udh jadi band besar sekarang. Well, just hoping the best luck for them all the way.. :)
Ada sensasi yang sulit dilukiskan dengan kata2 waktu gue menyanyi. Merasakan aliran udara masuk ke tenggorokan, turun ke diafragma, lalu mengolahnya menjadi suara dengan power yang besar...hhh, seperti ada kepuasan tersendiri yang melingkupi gue. Seperti waktu KonseRaya dimana gue diberi kesempatan (walau cuma sebentar) menjadi soloist lagu Mahadewi, audience mendadak sepi dalam beberapa detik, menanti lagu apa yang keluar selanjutnya. Begitu mendengar alunan intro Mahadewi yang gue bawakan, mereka sontak bertepuk dan riuh. Gue sempet kaget sesaat. Gak nyangka aja sambutannya begitu besar. Hehehe.. waktu gue liat muka gue di rekaman lewat TV, kelihatan banget gue TEGANG abis! Gue baru bisa senyum pas lagu udh masuk.. :D hihi, dasar penyanyi amatiran! :P
Hmm.. how i miss those singing moments... :)
posted by Wulan Hanson 10:29 AM |
7.01.2003
say it with flowers!
Ungkapan di atas sering banget gue denger. Kayaknya merupakan suatu romantisme tersendiri bagi seseorang dalam mengirim atau memberi bunga pada orang lain yang dikasihinya (bisa keluarga, orang tua, adik/kakak, atau pacar). Tanda kasih, penghargaan, atau apapun maksudnya. Bunga yang diberikan bisa berbagai rupa, warna, wangi dan jenisnya. Kata orang, lain jenis lain arti; lain warna, lain pula pesan yang terkandung di dalamnya. Cuma gue bukanlah tipe orang yang mengartikan secara harfiah jika gue menerima bunga. Asal itu indah, dan gue tau maksud pengirimnya, bunga bisa berbicara lebih dari yang pernah tertulis di referensi manapun.
Dari sebuah tulisan yang pernah gue baca beberapa tahun lalu di sebuah majalah, mereka bilang bunga gue adalah Krisan. Kenapa Krisan, alasannya sendiri gue lupa. Tapi gue tidak menjadikan itu sebagai patokan gue dalam memilih bunga. Bunga favorit gue malah Lily (jenis Calla Lily atau lainnya) dan White Roses. Kenapa putih? Gue melihat warna itu adalah warna yang bersih dan suci. Very simple, but everlasting. Kalo red roses, indikasinya lebih ke love passion buat gue. Entahlah. Mungkin karena gue menganggap passion or lust itu sesuatu yang mudah timbul, namun mudah juga sirna alias gak kekal.
Dari dulu gue selalu berusaha menyimpan bunga2 yang gue terima. Hingga ia layu dan mengering (asal tidak lembab dan berulat), pasti gue simpan dalam satu kotak khusus. Sayangnya semua bunga itu gak bertahan. Mungkin karena udah terlalu lama juga ya? Dan entah kenapa dari dulu belum pernah ada yang memberi gue bunga Lily atau White Roses. Dari yang pernah gue baca, Lily itu bunga berduka, hehe... pantes aja gak ada yg mo ngasih! :P.
Anyway, what is your flower?
posted by Wulan Hanson 3:50 PM |
finding nemo
Kmarin malem sempet nomat di Djakarta Theatre, nonton Finding Nemo. Tadinya mo nonton Charlie's Angels, tapi stlh baca komen anak2 di Forum KG, gue jd berubah pikiran. Filmnya lucu banget, so cute, dan bener2 menghibur. Gak nyesel deh pokoknya! Mana kmaren disana penuh banget lagi! Gue blum pernah liat Djakarta Theatre segitu crowded-nya. Tapi berada dalam rengkuhan seorang yang begitu menjaga, hmmm...gak bakal knapa2 deh! :D huehehee.. Jadi gak sabar mau beli DVD-nya niiiihh.. :)
posted by Wulan Hanson 2:06 PM |
and i quote...
"True love never did run smooth."
But I believe it could find its own way, like ours..
posted by Wulan Hanson 11:43 AM |
6.30.2003
One night
It was so right
When I gave my heart to you
My body
My soul
Just for one night
30 Juni 03
15:28
Hmm.. pasti enak ya, punya samwan yang bisa diajak berbagi rasa kayak gini. Berbaring berdua beralaskan padang rumput yang berangin, berpayung langit malam yang penuh dengan kelap-kelip bintang dan bulan yang tersenyum manja. Sementara itu kami berbincang hingga larut, berbagi rasa dan pikiran tentang apa saja. Tangannya merengkuh pundakku, dan kepalaku bersandar di dadanya. Jemarinya pun turun ke rambutku, membelainya dari akar hingga ke ujung. Hhh.. indah banget.
Andai terlihat sekerlip bintang jatuh di tengah kedamaian itu, hati kami pun berdegup, memohon sebuah cinta yang kan kekal selamanya..
posted by Wulan Hanson 4:21 PM |
marital status
Tanggal 29 Juni kemarin bos gue merit. Akhirnya.. :) setelah ragu2 dan terlalu asyik dengan kesendiriannya, dia memutuskan untuk menerima lamaran pacarnya itu. Hhh.. ada rasa lega, haru, ikut seneng liat dia kemarin. Apalagi pas nerima piala bergilir menikah yang gue dan temen2 bikin sebagai hadiah bagi mereka yang merit, wahh, dia sumringah bener! :D Selamat ya Sar, hope u'll live happily ever after.. :)
Melihat kisah temen gue itu, gue jadi bertekad pada diri gue sendiri: Gue akan menikah kalau gue memang ingin menikah; bukan karena usia, bukan karena dipaksa, atau yang lainnya. Temen gue ini menikah di usia yang memang hampir rawan: 29 th. Biasanya kan cewek2 usia segitu udh pada pusing 7 keliling. Apalagi kalo mereka blum punya pacar! Sementara dia masih asik2 kesana kemari sendirian. Independent banget! Salute Sar!
Gue melihat pernikahan itu sebagai sesuatu yang sakral, yang hanya ingin gue alami sekali seumur hidup gue. Terus terang dalam waktu dekat ini, gue belum ingin menikah. I stil enjoy my life so much! Gue suka senyum2 sendiri lihat temen2 gue yang ngebet pengen merit karena dia nilai usianya sudah cukup. Hal ini dibarengi dengan usahanya mencari cowok yang kadang gue nilai cukup berani. Duhh, terserah deh friend, yang penting i'm happy for u too :D
posted by Wulan Hanson 10:40 AM |
|
|
 |