People say I'm such a quiet girl, sensitive,
caring, and doesn't like to bother people. I love to analyze anything:
people, situation, even weather! Watching the sky at night comforts
me. Seeing the sparkling stars, shinning moon, I feel like I have
a companion up there. Over all, I'm just an ordinary girl who puts
interest on art. Like it's written on one of my poem, I enjoy drawing,
I love to dance, I like writing poems, and I spend most of my time
singing. I love to be surrounded with people I love, loving them,
and also be loved by them. I hate to be in the midl' of crowd or hectic
situation. I really don't belong there. I like everything simple but
chic. I love surprises, especially the good ones! :) |
|
|
 |
|
7.11.2003
"Jika kau lihat bintang-bintang ini, kamu akan menemukan aku. Karena aku ada di salah satu bintang, dan aku bersinar hanya kepadamu saja."
Bersinar, hanya kepadamu saja.....
posted by Wulan Hanson 11:36 AM |
7.10.2003
Do u know how a simple hello could mean something?
How are u?
Everything ok?
Like to hear your voice very much
Love to see u soon
Obviously miss u
All i can say... SUMPE LOE?!? :D
posted by Wulan Hanson 10:01 AM |
Are you tired?
I bet you are really really tired.
Cos you've been running in my mind all day..
posted by Wulan Hanson 9:51 AM |
7.09.2003
the other side of my world
Kalo dipikir-pikir, hobi itu bisa bikin seseorang melakukan apa saja untuk menjalankannya ya? That's what happen to me these days. Dalam 2 bulan ini, gue bareng PSMUT (paduan suara kampus yang dulu gue tekuni semasa kuliah) lagi getol-getolnya latihan buat menghadapi Kompetisi Paduan Suara (KPS) Unpar 2003 di Bandung bulan September nanti. Padahal gue udh bukan lagi mahasiswa disana dan harusnya gue udah mulai gabung di paduan suara alumni. Namun gatau kenapa, gue selalu kurang sreg gabung dengan para alumni itu. Mungkin karena perbedaan usia yang cukup jauh yang bikin gue rada sungkan bergaul dengan mereka. Padahal orang2nya baik juga. Cuma ya itu, perbedaan topik pembicaraan yang kadang suka bikin gue ragu buat komunikasi. Status gue di PSMUT sekarang ini pun hanya membantu mereka yang kekurangan personil untuk lomba ini.
Back to topic, KPS Unpar menuntut gue untuk secara continue latihan setiap Selasa-Jum'at pkl 19.00 (latihan vokal), dan Minggu pkl 06.00 (lat fisik). Capek memang. Apalagi latihan vokal yang diadakan malam hari sepulang kerja. Benar2 menuntut komitmen yang tinggi untuk melakukan semua itu. Ditambah lagi jarak tempat latihan yang cukup jauh dari kantor tempat gue bekerja. Dan ini HANYA UNTUK LOMBA, bukan job lepas dimana gue dan teman-teman dapat kompensasi berupa honor atau apapun. Tidak. Kami gak dibayar. Malah kami harus menguras kocek sendiri untuk biaya transport latihan dan lain2nya. Hmm.. kalo memang gue gak bener2 suka menyanyi, mungkin dunia ini udah gue tinggalin dari dulu.
Beberapa hari lalu, seorang teman di PSMUT mengontak gue lagi untuk ikut job lepas menyanyi di Cafe Wien awal Agustus mendatang. Kali ini gue dibayar, hehe :D Padahal tanpa dibayar pun gue bakal dengan senang hati membantu. Gatau ya, kenapa minat menyanyi begitu besar di diri gue sampai kadang nyokap marah2 karena gue terlalu giat latihan sampai lupa makan, istirahat, selalu pulang malam dan menjaga kondisi badan. Dulu pun bokap sempat marah dan melarang gue menyanyi lagi. Tapi ya itu, semua omelan hanya masuk di kuping kiri dan langsung keluar di kuping kanan. Gak gue tanggapin. Padahal kadang mereka benar juga, gue terlalu excited kalo udah dapet job nyanyi sampe mengorbankan badan gue yang krupuk alias gampang sakit. Kalo udah kecapekan, paling gue hanya meringkuk di tempat tidur dengan tenggorokan yang meradang. Demam lagi. Antibiotik lagi. Hhh.. nyokap sih udah hafal banget sama penyakit rutin gue itu.
Well... segala sesuatu memang ada resikonya. Sampai sekarang sih selama dunia masih berputar (taelaa..) gue bakal terus nyanyi! Hidup nyanyi!! *Pfhiuuuu*
posted by Wulan Hanson 10:47 AM |
7.08.2003
me and my loneliness
Pernah gak kalian merasa sepi yang begitu hebat sehingga gak tau lagi kemana dan dengan siapa kita harus mengadu? Kata orang gue terlalu perasa dan sensitif tentang hal ini, sehingga walau sebenarnya gue lagi gak sendirian, jauh di lubuk hati, gue merasa sendirian saat itu. Entahlah. Lingkungan sekitar yang ramai malah sering bikin gue gak nyaman. Feel like i don't belong there. Gue lebih suka suasana yang tenang dan jauh dari ramai, dimana gue bersama orang2 terdekat yang gue cintai.
Hari Sabtu kemarin gue merasa sepi yang amat sangat sampai ubun2 gue berasa mau pecah. Gue itu tipe orang yang gak bisa diam terlalu lama di rumah kalau memang nggak ada yang gue kerjakan. Rasanya udah gatel aja pingin garuk rasa sepi itu agar gak mengganggu kenyamanan gue terlalu lama. Pingin banget pergi atau hang out ke suatu tempat untuk membunuh kesepian gue, sendiri, dengan keluarga, atau teman2 dekat gue. Tapi kayaknya mereka semua terlalu sibuk dengan urusannya masing2, dan akhirnya gue mendapati diri gue di kamar tercinta, sendirian. Mau tidur gak bisa, mau nonton TV gak ada acara yang bagus, denger kaset pun rasanya gue mau nangis. Akhirnya gue gak tahan lagi, gue pun memutuskan jalan2 ke Plaza Senayan, SENDIRI.
Dengan niat itu, gue pun melangkah ke luar kamar setelah berganti pakaian. Rencananya mo pergi gitu aja tanpa pamit sama bonyok (gue tau itu salah banget, tapi gue bener2 udh emosi). Yang bikin gue sempet spanning tinggi lagi adalah pas gue mencari dimana sandal hitam yang mau gue pake, ternyata gak ada ditempatnya. Mobil gue pun dipake pergi sama supir gue mengantar sesuatu. ARRGH! Mau ngamuk rasanya! Kenapa gak ada satu orang pun yang mengerti apa yang gue rasakan saat itu. Setelah menunggu selama sekitar setengah jam, mobil itu pun datang dan gue langsung cabut.
Di PS akhirnya gue ditemani seseorang (yang sebelumnya memang juga terlalu sibuk untuk gue ganggu). Udara luar rumah tuh memang bener2 bikin gue lebih fresh. At least dengan sight seeing aja gue bisa lebih segar.
Namun tadi malam gue kembali merasakan itu. Hhh.. apa gue memang terlalu rapuh sehingga suatu perkataan aja bisa bikin gue sedih dan merasa sendiri? Gak tau lah. Tapi yang pasti hanya kesepian gue yang setia menemani. Me and my faithful loneliness.
posted by Wulan Hanson 10:40 AM |
7.07.2003
hebatnya cinta
A friend sent me this email. What do u think bout this? So check this out!
Pernahkah kamu merasakan, bahwa kamu mencintai seseorang, meski kamu tahu ia tak sendiri lagi, dan meski kamu tahu cintamu mungkin tak berbalas, tapi kamu tetap mencintainya?
Pernahkah kamu merasakan, bahwa kamu sanggup melakukan apa saja demi seseorang yang kamu cintai, meski kamu tahu ia takkan pernah peduli, ataupun ia peduli dan mengerti, tapi ia tetap pergi?
Pernahkah kamu merasakan hebatnya cinta, tersenyum kala terluka, menangis kala bahagia, bersedih kala bersama, tertawa kala berpisah?,
Aku pernah, aku pernah tersenyum meski kuterluka karena kuyakin Tuhan tak menjadikannya untukku,
Aku pernah menangis kala bahagia, karena kutakut kebahagiaan cinta ini akan sirna begitu saja,
Aku pernah bersedih kala bersamanya, karena kutakut aku kan kehilangan dia suatu saat nanti,
Dan aku juga pernah tertawa saat berpisah dengannya, karena sekali lagi, cinta tak harus memiliki,
Dan aku yakin Tuhan pasti telah menyiapkan cinta yang lain untukku.
Aku tetap bisa mencintainya, meski ia tak dapat kurengkuh dalam pelukanku, karena memang cinta ada dalam jiwa, dan bukan ada dalam raga...
I like the last sentence. But 'cinta tak harus memiliki'? Well for me, we have to fight as much as we could to get what we really fond of, including love..
posted by Wulan Hanson 4:15 PM |
a letter from an angel
My Lord,
Malam ini sudah larut. Rembulan masih sabit dan kini ia tepat di kepalaku. Mungkin senyum indahmu sudah padam, terganti dengkuran lembut pembuai tidurmu. Mungkin mata indahmu telah terpejam dan menemukan aku diujung keheningan. Tapi aku belumlah terlelap. Jiwaku belum menyatu denganmu. Raga kita belumlah berjumpa. Aku masih terjaga diujung hari yang kian larut. Menghitung bintang yang tiada habisnya. Menamainya dengan namamu. Konyol memang. Aku yakin kamu juga tertawa melecehkan aku saat membacanya. Tapi memang ini yang kulalukan malam ini. Di kesunyian ini. Di sendiriku.
My Soul,
Mungkin kamu terheran-heran, ada angin apa hingga aku menulis berbaris kata untukmu. Tak ada apa-apa. Sungguh. Sudah lama saja aku tak menulis padamu. Kadang aku kangen. Dan malam ini, kangen-ku begitu membuncah hingga air mataku mengalir. Aku menangis, sayang. Tolong jangan anggap aku bidadari cengeng dengan air mataku yang terus turun. Bukan. Aku menangis karena aku memang rindu. Sungguh, aku rindu. Pada kamu, pada tawamu, pada kecupmu, semuanya.
My Dear,
Kehadiranmu dalam hidupku adalah anugerah terindah yang pernah Tuhan berikan untukku. Begitu sederhana, tapi sarat makna. You give me soul. You’re the reason for me to wake up every day, see the sun, make a single wish to see you at the end of the day. Sudah cukup bagiku. Mendengarmu bercerita, melihat tawamu, merasakan hadirmu, mengirup udara yang kau hembuskan padaku, memelukmu, membelaimu, menciummu…ah! Aku sangat bahagia dengan semua itu. Cukup senang. Rasanya capekku seharian hilang semua. Tapi tentunya tidak dengan kamu ya? Karena kamu musti berjuang menembus hutan belantara dan tebing yang menjulang untuk mewujudkan itu semua. Hmm. Rasanya memang tidak adil. Andai aku punya kuasa melakukan semua. Andai aku yang bercapek-capek. Bukan Tuan. Bukan. Cukup aku. Biar aku saja. Maafkan aku karena tak kuasa. Maafkan aku. Maafkan ya.
My Precious,
Terima kasih untuk hari-hari indah yang kau ukir untukku. Hari-hari terindah selama hidupku. Hari-hari yang takkan terganti. Hari-hari bersamamu. Bersama belaimu. Bersama kecupmu. Bersama senyummu. Bersama tawamu. Bersama pelukmu. Bersama candamu. Bersama cumbumu. Sebuah perlakuan sederhana yang bisa membuat hariku menjadi lebih berwarna.
My Love,
Malam kian larut. Mungkin kamu benar2 sudah terlelap saat ini. Biarlah. Betapa ingin kubuai kau dalam pelukku hingga kau tertidur. Merasakan desah nafasmu dalam tiap detiknya. Mengirup aroma lembut tubuhmu. Membuatku damai. Merasakan surgawi di jiwaku.
Hmm, sepertinya aku juga butuh tidur malam ini. Kan kutemui kau dibuai mimpiku, bersama alunan jiwa yang sempat terpisah. Menyatulah bersamamu. Selamat tidur, sayang. Aku sayang kamu. Selamanya…
Hari ke-enam bulan ke-tujuh,
Your Angel
posted by Wulan Hanson 6:04 AM |
|
|
 |