People say I'm such a quiet girl, sensitive,
caring, and doesn't like to bother people. I love to analyze anything:
people, situation, even weather! Watching the sky at night comforts
me. Seeing the sparkling stars, shinning moon, I feel like I have
a companion up there. Over all, I'm just an ordinary girl who puts
interest on art. Like it's written on one of my poem, I enjoy drawing,
I love to dance, I like writing poems, and I spend most of my time
singing. I love to be surrounded with people I love, loving them,
and also be loved by them. I hate to be in the midl' of crowd or hectic
situation. I really don't belong there. I like everything simple but
chic. I love surprises, especially the good ones! :) |
|
|
 |
|
7.31.2003
my cute nephew Dandy!
From here..
to there!
WHAT A BABY!!! :D
posted by Wulan Hanson 5:22 PM |
whatz wrung with my Powermac G3?!?!?!
Bingung banget sama inet explorer di kompie gue yang icon2nya sering gak muncul atau gak bisa di klik. Kayak di blog ini, gue gak bisa liat comment box-nya, baik yg ada di blog gue sendiri maupun di blog temen2. Jadi mohon sori ya temen2 kalo gue gak ngasih komen di postingan kalian di blog masing2, karena link itu gak muncul di komputer gue. Kalau pun mau ngejawab komen, gue harus ngebaca di doneeh.com, atau gue terpaksa buka di kompie lain.
Sekarang pun gue kesulitan menghapus email2 di Yahoo, karena tombol "delete"-nya beku alias gak bisa di klik. Orang2 IT disini gak ada yang ngerti soal Macintosh, jd pertolongan mereka pun gak guna buat gue. Gimana dong ya?? Gue udh coba menginstal ulang Inet Explorer, tapi ternyata gak nolong. Anybody can help me? :(
posted by Wulan Hanson 3:50 PM |
Malam Tadi
Malam tadi ia memelukku
Lebih dari erat.
Lebih dari dekat.
Hingga debar dadanya dapat kuraba.
Dan hela nafasnya kuhirup kembali.
Dekat. Sungguh dekat.
Malam tadi ia mendekapku.
Bahunya menjadi tempatku bersandar.
Sentuhannya lumat dalam genggamanku
Dan desahnya menderu di telingaku
Menjadi irama tersendiri dengan tempo tak beraturan.
Malam tadi ia membelaiku
Dengan lentiknya hangat jemari
Dari helai rambutku
Turun ke pipi
Hingga berakhir di lekuk tubuhku.
Hangat. Berjuta nirwana.
Malam tadi ia menciumku
Berawal dari kecupan.
Dahi.
Hidung.
Pipi.
Dan berakhir hingga ku balas menciumnya.
Sensasi yang lama tak terasa
Menyentuh kembali tanpa tedeng menghalangi.
Kuyakin ia juga merasakannya.
Getaran itu
Berbisik hingga relung kalbuku.
Menghantar diriku dan dia
Menyusuri lembah mawar harum berbunga.
pour mon chere.. :)
posted by Wulan Hanson 9:56 AM |
Tiiilulilulilululiluliluliii...lulilulit..
"Halo?"
"Pagi, sayang!"
Klik! Tuut..tuut..tuut..
posted by Wulan Hanson 9:52 AM |
like mother like daughter
Wiken kemarin gue dan nyokap membongkar lemari tempat baju2 lama nyokap gue di simpan. Ada kebaya, stelan, sampe baju terusan selutut yang sekarang 'in' lagi! Kondisi mereka masih bagus banget. Nyokap pun nyuruh gue mencoba beberapa yang motif bahannya gue suka. Waahh.. ternyata muat ya! Nyokap gue dulu langsing juga! :D
"Tuh muat kan..," komentar nyokap melihat gue berputar2 di kaca dengan bajunya.
Iya, bagus juga, pikir gue. Sekarang model baju kayak gini jadi in lagi nih!
"Berarti badan mami dulu segede kamu yah, buktinya sekarang kamu cukup," lanjut nyokap lagi.
"Berarti nanti badanku se-mami sekarang dong?! Duuhh..," canda gue mengomentari tubuh mami yang memang udh gak selangsing dulu.
Hehehe...kami berdua pun tertawa.
"Kalau gitu, baju2 mami yang sekarang jangan di buang ya! Buat aku juga nantinya, hehe..," lanjutku sambil tertawa.
Wah.. mudah2an aja gue gak jadi tambah gemuk setelah jadi ibu2 nanti. Tapi kalaupun iya, mudah2an baju lungsuran nyokap masih ada, hihi :D
posted by Wulan Hanson 9:47 AM |
Cintaku tak selebar daratan
Juga tidak seluas lautan
Cintaku seujung kuku
Mungil
Sederhana
Namun selalu tumbuh
Cintaku adalah sesuatu yang indah
Di setiap relung ruang dan waktu
Cintaku mudah
Cintaku sederhana
Dan tidak terbagi
One of my simple poem, tapi ternyata banyak yang suka.. :)
posted by Wulan Hanson 9:36 AM |
7.30.2003
Mencintai seseorang itu seperti menaruh air di telapak tangan. Kita takkan bisa menggenggamnya, karena air itu akan jatuh merembes keluar. Kita hanya bisa menopang air itu, dan mengawasinya agar ia tak jatuh.
posted by Wulan Hanson 3:48 PM |
Top 10 Reasons You're an Aquarius!
got this from an email.. :)
10. Would have made a great hippie
9. Motto: I like pie-in-the-sky (can anyone tell me bout this?)
8. So independent (hohoho.. :))
7. Completely unpredictable (That's true! ;))
6. Facinated by everything (Realllly???)
5. Most likely to save the world (YAY!!! :D)
4. Don't care what other people think (Yup!)
3. Keep your options open
2. Notorious noncomformist
1. I WERE BORN UNDER THE SIGN OF THE WATER BEARER!!! huahaha :D
posted by Wulan Hanson 3:21 PM |
bukan ali topan
tok..tok..tok..
"Om, minta duit dong ooom.."
tok..tok..
"Ooom.."
Berasa terganggu gak sih sama ada pengemis atau anak jalanan yang meminta-minta di setiap perempatan jalan di Jakarta? Terus terang gue kasihan setiap kali melihat mereka. Apalagi gak sedikit dari mereka yang masih sangat kecil. Gue jadi teringat keponakan gue di rumah. Alhamdulillah dia terlahir dengan keadaan ekonomi yang baik, jadi tak senasib dengan anak2 itu. Baju mereka kumal, rambut acak2an, pokoknya benar2 gak keurus deh. Gue jadi mikir, gimana keadaan orang tuanya ya? Apa mereka masih ada dengan keadaan yang sangat prihatin sehingga mereka rela anaknya turun ke jalan untuk meminta-minta? Atau anak2 itu memang bandel dan turun ke jalan atas kemauan sendiri? Kadang gue lihat ada yang meminta-minta dengan ditunggui ibunya yang berdiri tak seberapa jauh dari situ. Hhh... ibu macam apa sih yang tega membiarkan anaknya mengemis belas kasihan orang lain? Gue pun jadi segan ketika mau ngasih. Tapi kalau gak ngasih, dia gak bakalan beranjak dari jendela mobil kita.
Seperti pagi ini. Ketika gue naik bis menuju kantor, seorang ibu dengan anak batita (bawah tiga tahun)-nya yang ia gendong, naik ke atas bis yang gue naiki. Tampang mereka kumal sekali, dan gue langsung tahu kalau mereka bukanlah penumpang biasa. Tak seberapa bis berjalan, ibu itu berbicara seraya memohon maaf kepada penumpang, kalau ia akan mengamen disitu. Lalu lagu demi lagu itu pun terdengar. Suaranya tidak begitu sumbang, namun serak. Dengan diiringi kecrekan seadanya, ia pun menyanyi selama beberapa menit. Sungguh, gue merasa terganggu sekaligus iba. Terutama pada anak kecil yang ia gendong. Anak itu ikut melagukan lagu2 tersebut walau dengan kata2 yang tidak jelas. Gue yakin ia melagukannya karena sering mendengar ibunya bernyanyi lagu2 itu saat mengamen. Karena gak tega, akhirnya selogam Rp 500,- pun berpindah dari sakuku ke tangan ibu itu..
Gue jadi teringat satu hal. Semalam, nyokap gue diwawancara via telepon, oleh sebuah stasiun radio swasta yang sedang membahas fenomena anak jalanan yang kian marak di Jakarta. Mama berbicara panjang lebar, tentu saja dalam kapasitasnya sebagai Dirjen Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial di DepSos RI. Disitu Mama bercerita tentang dialognya dengan para anak jalanan saat beliau berkunjung ke salah satu panti anak jalanan di daerah Kedoya. Banyak dari mereka yang memang ingin kembali bersekolah seperti anak2 biasa pada umumnya, namun banyak pula oknum2 yang ingin menarik mereka kembali ke jalanan. Ironis memang. Di satu sisi, si anak memang penuh potensi dan kemauan belajar, disisi lain dia terjebak dengan kenyataan hidup yang keras, yang tak bisa ia pungkiri. Satu hal yang beliau katakan dan gue ingat: Jangan membiasakan diri kita memberi uang kepada anak2 jalanan yang mengamen di jalan atau lampu2 merah itu, karena itu akan membuat mereka semakin merasa nyaman berada di jalan. Itu akan semakin membuat mereka merasa disitulah tempatnya mencari nafkah, bahwa ia bisa hidup dengan kondisi seperti itu, dsb.
Sepertinya memang sudah saatnya kita lebih memperhatikan tentang hal ini. Mungkin karena itulah sasaran Hari Anak Nasional tahun 2003 ini jatuh kepada mereka, anak-anak jalanan.
posted by Wulan Hanson 2:49 PM |
trust, trust, trust
Gimana rasanya kalau orang yang kita percaya mengkhianati kepercayaan yang kita kasih? Pasti sakit banget kan? Untunglah gue bukan orang yang suka mengkhianati kepercayaan yang udh diberikan orang lain ke gue. Tapi anehnya, malah orang2 yang gue sayang kadang tidak mempercayai gue sepenuhnya. Padahal kalau mereka tahu seperti apa gue menjaga kepercayaan yang mereka beri kepada gue, gue yakin mereka bakal menyesal telah menduga secara keliru. Gue letih. Gue cuma ingin dihargai. Dengan cara bagaimana lagi gue harus membuktikan kalau kepercayaan itu selalu gue pegang dan gue jaga dengan baik?
posted by Wulan Hanson 11:25 AM |
7.29.2003
can't get enuff
How many times a day do u say 'i love u' to your beloved ones? Once? Twice? Million times?? Well, gue termasuk orang yang malu dalam mengucap itu terlalu sering, juga kalo mendengar orang yang gue sayang membisikkan itu di telinga gue. Berasa gak percaya, blushing, senang, dan...malu :)
Kalo yang dari pernah gue baca, cewek memang lebih sering mengucap kata2 itu di banding cowok. Apa karena cewek lebih sering pake feeling ya? Tapi kata2 itu jarang sekali dibalas sama si cowok. Makanya ada tips-nya supaya kata2 itu dibalas. Salah satunya yang gue ingat: ucapkanlah di saat yang tepat; bisa karena sedang berdua, situasi mendukung, ada moment dan occasion yang tepat, dll.
Setelah baca artikel itu, gue jadi sering berpikir berulang kali sebelum bilang 'i love u' to someone i love. Dan kalau gue denger dia membalas, gue lebih sering tertunduk dan gak berani menatap karena... malu! *blushing*
posted by Wulan Hanson 5:46 PM |
|
|
 |